BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan oleh setiap guru, selalu bermula dan bermuara pada komponen-komponen pembelajaran yang tersurat dalam kurikulum. Kurikulum adalah program yang disediakan oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa (Oemar Hamalik, 2007: 10). Tanpa kurikulum, guru tidak akan dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Tugas seorang guru pada umumnya berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia yang akhirnya akan menentukan kelestarian dan kejayaan hidup bangsa. Seorang guru sangatlah berpengaruh untuk masa depan bangsa. Oleh karena itu, guru di tuntut sebaik mungkin dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang memperngaruhi tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik. 2007: 55). Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang dapat mencapi tujuan pembelajaran, maka diperlukan suatu metode dalam pembelajaran. Dengan proses pembelajaran yang baik oleh guru di sekolah, siswa akan lebih mudah menyerap apa yang mereka pelajari di sekolah.
Proses pelaksanaan pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik jika dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat. Pemilihan metode yang tepat akan menentukan efektifitas dan efesiensi pembelajaran (E. Mulyasa, 2005: 107). Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran dapat diserap dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik (Abu Ahmadi, 1996: 52). Pada umumnya yang terjadi pada proses pembelajaran di sekolah, masih menggunakan metode ceramah. Pada metode ceramah guru menyajikan bahan melalaui penuturan atau penjelasan secara lisan langsung terhadap peserta didik (E. Mulyasa, 2005: 114). Penggunaan metode ceramah ini sudah cukup baik dan akan lebih baik lagi jika dalam pembelajaran menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan.
Sekolah merupakan lingkungan yang sengaja untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal kehidupannya dikemudian hari. Semua itu berlaku dalam semua jenjang pendidikan, dari perguruan tinggi sampai sekolah dasar sekalipun, termasuk SDN Bandingan 04. Sekolah ini merupakan sekolah dasar yang sedang berkembang. Proses pelaksanaan pembelajaran di SDN Bandingan 04 telah menggunakan kurikulum terbaru, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) walaupun masih ada beberapa buku dengan kurikulum 2004 yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Guru atau tenaga pendidik di SDN Bandingan 04 dalam pelaksanaan pembelajarannya masih sangat dominan, dimana guru berperan sebagai pusat pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran dan siswa pun terlihat bosan terhadap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tersebut, menggambarkan bahawa siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa mudah lupa dengan apa yang telah dipelajari.
Proses pembelajaran yang dilakukan di SDN Bandingan 04 secara keseluruhan masih menggunakan metode ceramah. Metode ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan dalam proses pembelajaran. Sehingga membuat guru terbiasa dan mengangggap metode ceramah sebagai metode yang paling mudah digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah di kelas V hanya dilakukan guru dengan menjelaskan materi dari buku paket dan buku Fokus (sejenis buku latihan anak), padahal banyak hal yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran hanya duduk diam memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru, kemudian siswa mengerjakan soal yang ada pada buku Fokus. Hal ini menggambarkan suasana pembelajaran yang monoton dan membuat siswa jenuh dalam proses pembelajaran.
Untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menarik, seorang guru membutuhkan suatu metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik dapat membantu kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran dan guru dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang akan dipelajari.
Ada berbagai pelajaran di kelas V yang harus diajarkan oleh seorang guru, salah satunya adalah Sains. Mata pelajaran Sains berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, pengembangan keterampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajarannya, Sains di kelas V diajarkan dengan menggunakan metode yang sama pada mata pelajaran yang lain yaitu metode ceramah. Pembelajaran Sains menggunakan metode ceramah pada dasarnya kurang sesuai dengan hakikat pembelajaran Sains sebenarnya yaitu kontekstual. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran yang kurang efektif dan hasil belajar Sains pun menjadi rendah.
Memperhatikan hal tersebut, agar siswa dapat mencapai hasil belajar Sains yang lebih baik, proses pembelajaran di kelas harus lebih ditingkatkan dan ditunjang dengan cara penyampaian materi atau metode pembelajaran yang lebih baik. Metode pembelajaran yang sesuai akan sangat membantu untuk dapat hasil belajar Sains lebih baik. Siswa yang belajar dengan menggunakan metode yang sesuai akan membawa pengaruh yang lebih baik dalam hasil belajar Sains itu sendiri. Begitu pula tentang cara penyampaian materi Sains pada siswa yang baik akan berpengaruh baik juga dalam hasil belajar Sains.
Pembelajaran Sains dikelas V dengan menggunakan metode ceramah sebenarnya kurang efektif dan kurang mencapai hasil belajar yang optimal. Pelajaran Sains akan lebih efektif dan akan membuat siswa aktif jika menggunakan metode Discovery learning. Metode Discovery learning adalah suatu bentuk penemuan baru yang berupa persepsi mengenai hakikat gejala atau hakikat hubungan antara dua hal atau lebih. Dengan menggunakan metode Discovery learning diharapkan dalam belajar Sains, siswa mampu untuk belajar lebih aktif dan lebih efektif dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar Sains.
Pembelajaran dengan menggunakan metode Discovery learning ini selalu mengusahakan agar siswa menemukan sendiri konsep-konsep materi yang sedang dipelajari. Siswa diprogramkan agar selalu aktif secara mental maupun secara fisik. Materi yang disajikan guru, bukan begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa. Siswa dikondisikan sedemikian rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru dan dibantu dengan sedikit bimbingan dari guru. Dengan demikian mereka akan memperoleh serta menyimpan konsep tersebut dengan lebih baik. Di samping itu dengan pembelajaran Discovery learning ini, mereka dapat berlatih melakukan proses-proses ilmiah, yang akibatnya akan lebih menanamkan sikap ilmiah dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini sangat penting dan menarik untuk melihat bagaimana peningkatan hasil belajar siswa, jika pelajaran Sains kelas V pada materi sifat-sifat cahaya yang disampaikan tidak menggunakan metode ceramah, akan tetapi dengan menggunakan metode Discovery learning. Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah “Upaya menigkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Metode Discovery Learning Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Kelas V SD Negeri Bandingan 04, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasikan Permasalahan yang muncul, sebagai berikut :
1. Pola pembelajaran di kelas masih belum maksimal, misalnya ada kecenderungan guru menjadi penguasa pembelajaran di kelas (otoriter), sehingga siswa diperlakukan sebagai objek.
2. Guru secara keseluruhan masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran di dalam kelas
3. Pelaksanaan pembelajaran Sains di kelas menggunakan metode ceramah
4. Siswa masih pasif dalam kegiatan pembelajaran
5. Proses pembelajaran Sains masih kurang memanfaatkan keadaan alam sekitar yang dapat digunakan sebagai sumber belajar
6. Hasil belajar sains di kelas V masih rendah
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka peneliti membatasi permasalahan pada upaya meningkatkan hasil belajar sains siswa melalui penggunaan metode Discovery learning dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya di kelas V SDN Bandingan IV, kecamatan Rakit, kabupaten Banjarnegara.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Sains siswa dengan penerapan metode Discovery learning pada materi sifat-sifat cahaya kelas V SDN Bandingan IV?
E. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Sains siswa pada materi “Sifat-sifat Cahaya” di kelas V SDN Bandingan IV melalui penerapan metode Discovery Learning.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara :
1. Praktis bagi :
a. Siswa
Siswa aktif dalam pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dengan keadaan yang sebenarnya sehingga hasil belajar Sains siswa meningkat.
b. Guru
Dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki dalam menciptakan kondisi pembelajaran Sains yang kondusif bagi siswa
c. Sekolah
Dapat menjadi suatu bahan acuan terhadap putusan yang tepat dalam penggunaan metode pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran Sains.
2. Teoritis, sebagai bahan kajian dalam peningkatan belajar Sains.
G. Definisi Operasional
1. Hasil belajar adalah merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dipelajari, diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar yang bersifat kognitif yang meliputi hafalan, penerapan, dan pemahaman.
2. Metode Discovery Learning adalah strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses mental dalam rangka menentukan suatu konsep atau pengetahuannya sehingga siswa dapat mengembangkan potensi intelektual/motifasi instrinsik dan penguatan daya ingat. Adapun langkah-langkah pokok dalam pelaksanaan metode discovery adalah sebagai berikut:
a) Pemilihan bahan dan masalah atau tugas-tugas yang akan dipelajari
b) Membantu memperjelas mengenai tugas/masalah yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa
c) Mempersiapkan tempat dan alat untuk penemuan
d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan penemuan dengan melakukan kegiatan pengumpulan data dan pengolahan data.
e) Membesarkan hati dan memuji siswa yang ikut serta dalam proses penemuan
f) Membantu siswa merumuskan kaidah, prinsip, ide generalisasi, atau konsep berdasarkan hasil penemuan
3. Sifat-sifat cahaya adalah segala sifat yang ada pada cahaya yang membuktikan keberadaan dan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari.